Dasar Pemeranan Teater Modern
Pemeran sebagai elemen penting dalam sebuah pementasan. Seorang pemeran harus dapat menguasai tubuh, emosi, dan intelektual. Penguasaan tubuh berkaitan dengan olah tubuh, yaitu cara mendayagunakan organ tubuh untuk mencapai kekuatan, kelenturan, ketahanan, dan keterampilan tubuh sehingga menciptakan gerak yang dibutuhkan dalam pementasan.
Olah tubuh seorang pemeran seperti seorang seniman keramik menyiapkan adonan tanah liat yang diaduk-aduk, diremas, dan digiling sebelum membentuk keramik yang diinginkan.
Latihan olah tubuh membuat pemeran sadar bahwa tubuh dan tidak terjadi pertentangan. Ia akan dapat merasakan bahwa setiap bagian tubuhnya akan menjalankan fungsi aktif dalam menempuh ruang.
Latihan olah tubuh dilakukan dengan 3 tahap yaitu :
1. Pemanasan atau Peregangan (warm-up), serial gerakan tubuh yang dimaksudkan untuk meningkatkan sirkulasi dan meregangkan otot dengan progresif (bertahap)
2. Olah tubuh inti, serial pokok dari gerakan yang akan dilatih sesuai dengan tujuan
3. Pendinginan atau peredaan (warm-down), serial pendek gerakan latihan yang bertujuan untuk mempertahankan penambahan sirkulasi yang ringan dan menggunakan kehangatan tubuh dan memberi kesempatan otot-otot untuk mengambil manfaat dari latihan.
Berikut contoh gerakan latihan pemanasan :
- Latihan Leher
- Latihan Jari dan Pergelangan Tangan
- Latihan Siku
- Latihan Bahu
- Latihan Bahu
- Latihan Tungkai Kaki dan Punggung
- Latihan Pergelangan Kaki
Contoh dari latihan inti yaitu latihan gerakan tulang belakang. Tulang belakang seorang pemeran mempunyai kedudukan yang sangat penting, karena pose tubuh yang diciptakan oleh pemeran tergantung dari kelenturan tulang belakangnya. Contoh latihan gerakan tulang belakang yaitu :
- Cembung, cekung dan datara tulang belakang
- Menggulung dan melepas
- Ayunan bandul tubuh atas
Latihan olah vokal meliputi latihan : pernapasan dada, pernapasan perut, pernapasan diafragma, senam lidah, senam rahang bawah, latihan tenggorokan, berbisik, bergumam dan bersenandung. Latihan artikulasi meliputi latihan : bunyi suara nasal, bunyi suara oral, dan diksi. Latihan intonasi meliputi jeda (pemenggalan kalimat) dan tempo (cepat atau lambatnya ucapan).
Dalam teater, pernapasan berhubungan dengan produksi suara. Diksi adalah latihan mengeja atau berbicara dengan keras dan jelas. Latihan diksi berfungsi memberi kejelasan suara dari kata yang diucapkan. Banyak pemeran menyangka agar dapat didengar hanya perlu berbicara keras, padahal yang dibutuhkan tidak hanya itu, tetapi pengucapan yang jelas.
Dalam Bahasa Indonesia, huruf yang hampir sama pengucapan dan terdengarnya adalah huruf p dengan b, t dengan d, dan k dengan g. Latihan diksi dimulai dari membedakan huruf tersebut, kemudian diaplikasikan pada kata dan kalimat.
Intonasi adalah nada suara, irama bicara, atau alunan nada dalam melafalkan kata, sehingga tidak datar atau monoton. Intonasi menentukan antusiasme dan emosi dalam berbicara. Fungsi intonasi : membuat pembicaraan menjadi menarik, tidak membosankan, dan kalimat yang kita ucapkan lebih bermakna.
Intonasi berperan dalam pembentukan makna kata, bahkan bisa mengubah makna suatu kata. Artikulasi adalah hubungan antara apa yang dikatakan dan bagaimana mengatakannya, karena artikulasi adalah satu ekspresi gestur yang kompleks. Latihan artikulasi adalah latihan tentang kejelasan bunyi suara yang dikeluarkan oleh organ suara.
Bunyi suara meliputi bunyi suara nasal (di rongga hidung) dan bunyi suara oral (di rongga mulut). Bunyi nasal muncul ketika langit-langit rongga mulut diangkat-diturunkan, membuka jalan untuk aliran udara menuju rongga hidung, udara beresonansi menghasilkan bunyi. Bunyi nasal meliputi huruf m, n, ny, dan ng. Bunyi suara oral ada 2, yaitu bunyi suara vokal dan bunyi suara konsonan.
Bunyi vokal atau huruf hidup diproduksi dari bentuk mulut yang terbuka, misalnya a, i, u, e, o, dan diftong (kombinasi dua huruf hidup, misalnya au, ia, ai, ua dan lain-lain). Bunyi konsonan diproduksi ketika aliran nafas dirintangi atau tertahan di mulut. Bunyi konsonan meliputi semua huruf kecuali huruf konsonan.
Proses dalam pementasan teater adalah proses komunikasi, yaitu proses transformasi informasi antara komunikator (pengirim pesan) dan komunikan (penerima pesan). Komunikasi yang dilakukan oleh komunikator menggunakan 2 bahasa, yaitu bahasa verbal dan nonverbal.
Bahasa verbal adalah bahasa yang berupa kata-kata yang dianut oleh seorang dalam budaya tertentu. Misalnya, bahasa Indonesia, bahasa Jawa, bahasa Inggris dan sebagainya. Bahasa nonverbal atau bahasa tubuh (gestur) adalah sikap atau pose tubuh seseorang yang mengandung makna dan menimbulkan bahasa tubuh (body language).
Bahasa tubuh dipengaruhi oleh budaya tertentu, karena bahasa tubuh tidak bersifat universal. Misalnya ‘mengangguk’, di Indonesia diartikan sebagai persetujuan sedangkan di India diartikan sebagai penolakan.
Pusat perhatian seorang pemeran adalah sukma atau jiwa peran atau karakter yang akan dimainkan. Semua yang mengalihkan perhatian atau yang mempengaruhi konsentrasi seorang pemeran atas karakter yang dimainkan, dapat merusak proses pemeranan. Sehingga, konsentrasi menjadi sesuatu sangat perlu untuk pemeran.
Tujuan dari konsentrasi adalah mencapai kondisi kontrol mental maupun fisik di atas panggung. Ada korelasi yang sangat dekat antara pikiran dan tubuh. Seorang aktor harus dapat mengontrol tubuhnya setiap saat dengan pengertian atas tubuh dan alasan bagi perilakunya.
Langkah awal yang perlu diperhatikan adalah mengasah kesadaran dan mampu menggunakan tubuhnya dengan efisien. Dengan konsentrasi pemeran dapat mengubah dirinya menjadi orang lain, yaitu peran yang dimainkan, juga agar pemeran bisa mengalami dunia yang lain dengan segenap cita, rasa dan karsanya pada dunia tersebut.
Ingatan emosi adalah perangkat pemeran untuk bisa mengungkapkan atau melakukan hal yang berada di luar dirinya. Sumber ingatan emosi adalah kajian pada ingatan diri sendiri dan kajian sumber motivasi atau lingkungan motivasi yang bisa diamati. Ingatan emosi berfungsi mengisi emosi peran yang dimainkan.
Seorang pemeran harus mengingat segala emosi yang terekam dalam sejarah hidupnya, baik itu merupakan pengalaman pribadi maupun pengalaman orang lain yang kita rekam. Dengan ingatan emosi akan mudah memanggil kembali jika kita perlukan ketika sedang memainkan peran tertentu.
Imajinasi adalah proses percobaan pemisahan pikiran, digunakan untuk menciptakan teori dan ide berdasarkan fungsinya. Ide ini dapat membawa kita ke dunia maya dan selanjutnya jika ide tersebut memungkinkan dan fungsinya nyata maka ide tersebut dapat diwujudkan dalam kenyataan.